Selasa, 21 Oktober 2014

sejarah kabupaten sidoarjo

Sebagai bekas wilayah Kerajaan Jenggolo, kemudian jadi bagian Kerajaan Majapahit, Kabupaten Sidoarjo punya banyak situs atau tempat bersejarah. Bagi Totok Widiarto, ketua Pusat Lembaga Kebudayaan Jawa (PLKJ), nama-nama desa/kelurahan di Kota Delta bisa jadi petunjuk untuk menelusuri Sidoarjo tempo doeloe. TOTOK Widiarto mencontohkan Desa Siring, Kecamatan Porong, kampung halamannya, yang tenggelam akibat lumpur Lapindo pada pertengahan 2006. Nama Siring ini, menurut dia, ada kaitannya dengan Tampaksiring di Bali. SIDOARJO (Sejarah) - “Sebab, orang Bali dengan Jawa itu masih punya kaitan yang erat. Kalau ditelusuri lebih jauh, leluhurnya sama,” kata korban lumpur asli Siring ini. Ketika masih remaja, Totok mengaku melihat banyak artefak lama di sekitar tempat tinggalnya. Ada juga situs kuno yang disebut warga sebagai Candi Praba. “Setelah diteliti, benda-benda itu ada kesamaan dengan di Tampaksiring, Bali,” tuturnya kemarin. Totok yang kini menjadi narasumber program Napak Tilas JTV setiap Selasa malam ini juga menyebut nama Damarsi dan Kwangsan, dua desa di Kecamatan Sedati. Ditilik dari namanya dan sejumlah catatan sejarah, Totok mengaitkan Damarsi dengan Raden Aryo Damar. “Makanya, kampung di pantai timur Sidoarjo itu disebut Damarsi. Kemungkinan besar Aryo Damar dulu tinggal di situ,” katanya. Bagaimana dengan Kwangsan? Menurut Totok, ketika Aryo Damar yang ternyata keturunan Tionghoa berkuasa di Kota Delta, kawasan pantai timur Sedati dan sekitarnya merupakan pelabuhan yang sangat ramai. Banyak kapal dan perahu dagang yang merapat di situ. Nah, suatu ketika datang utusan dari Dinasti Ming, Tiongkok, bernama Tan Kuang Lun menjalin hubungan dagang sekaligus memperluas pengaruh Tiongkok ke nusantara. Karena dihuni Tan dan rombongannya, “Orang-orang menyebut kampung itu dengan Kwangsan. Nama kampung itu jelas berbunyi Tionghoa. Beda sekali dengan nama-nama kampung lain di Jawa,” katanya. Totok kemudian mengaitkan Candi Tawangalun di Desa Buncitan, tetangga Desa Damarsi, dengan Tan Kuan Lung dari Tiongkok tersebut. “Kalau legenda Putri Tawangalun, saya kira, cuma cerita rakyat saja. Tapi, kalau Aryo Damar, Tan Kuang Lun, dan masa lalu kawasan pantai timur Sedati sebagai lalu lintas pelayaran bisa kita telusuri di berbagai literatur,” kata pria yang hobi menyanyi dan main musik itu. Sayang, berbagai bangunan cagar budaya di Kabupaten Sidoarjo, termasuk Candi Tawangalun, tidak dirawat dengan baik. Masyarakat juga cenderung apatis dengan candi-candi yang ada. “Makanya, selama hampir lima tahun ini saya bersama JTV mencoba napak tilas situs-situs bersejarah di Jawa Timur,” katanya. (*/rek/radar)

sejarah desa wedoro

Pengambilan nama Wedoro, konon katanya di desa ini banyak terdapat Doro alias burung merpati. Namun itu hanyalah sebuah mitos. Yang benar, asal- usul nama Wedoro berasal dari kata wit (pohon) dan ndoro yang berarti raden, jeragan (bos), orang yang hidup berkecukupan dan mempunyai sifat yang baik . Jadi tidak mengherankan jika dalam desa ini masyarakatnya mempunyai kepribadian baik, sopan tingkah lakunya, lembut tutur katanya, dan mayoritas jeragan sandal . Yach tapi itulah faktanya, semoga dalam desa Wedoro ini kan slalu tumbuh bibit-bibit atau generasi muda yang baik pula. Sebab jika dilihat dan dicermati lebih mendalam dari asal-usul kata Wedoro, tidaklah pantas orang Wedoro mempunyai kepribadian jelek, buruk tingkah lakunya, dan kasar tutur katanya . Oke lanjut,, Desa Wedoro terbagi menjadi beberapa bagian: ü Wedoro Madrasah ü Wedoro Sukun ü Wedoro Masjid ü Wedoro Candi ü Wedoro Belahan ü Wedoro Timpian ü Wedoro Utara Dari sekian banyak nama Wedoro, masing-masing mempunyai ciri khas berbeda-beda antara yang satu dengan yang lain. Berikut sekelumit pejabarannya: 1.Wedoro Madrasah->Ciri khasnya Wedoro bagian ini yakni, adanya bangunan sekolah madrasah yang digunakan untuk aktifitas belajar-mengajar secara formal antara Sang murid dengan Sang guru. 2. Wedoro Sukun->Ciri khasnya di Wedoro bagian ini dulunya terdapat banyak pohon sukun yang tumbuh dan berkembang. Tapi sayangnya kini pohon-pohon itu sudah musnah akibat ditebangi oleh tangan-tangan manusia. Faktornya tak lain adalah karena makin padatnya jumlah penduduk. 3. Wedoro Masjid->Ciri khas desa wedoro bagian ini adalah adanya masjid yang cukup besar sehingga bisa digunakan untuk sholat jama’ah dan pengajian para penduduk di kampung Wedoro pada umumnya. Yang mana masjid ini juga bisa dibuat sebagai ajang bersilaturrahmi sedesa Wedoro. 4. Wedoro Candi->Ciri khas desa Wedoro bagian ini, dahulu kala di tempat ini terdapat bangunan candi. Namun entah kini sudah tidak ada jejak keberadaan candi itu tepatnya sebelah mana. katanya sih,,candi gaib..namun yang saya tahu di Wedoro Candi sangat ramai pertokohan sepatu, sandal dan tas. 5. Wedoro Belahan->Diberi nama “Belahan”, kerena desa ini terdapat di belahan atau perbatasan desa Wedoro dengan desa seberang yakni Ngingas. 6. Wedoro Timpian->Ciri khasnya, wedoro bagian ini dahulu kala para penduduknya mayoritas memproduksi tempe. 7. Wedoro Utara->Nama ini diambil karena desa Wedoro bagian ini terdapat di ujung paling utara desa Wedoro. Desa Wedoro dahulu kala berada dalam kekuasaan Mbah Bajuri, beliau adalah orang yang ahli ilmu kanoragan yang berhasil menjadi penguasa babad tanah Wedoro. Hampir seluruh lapisan masyarakat desa Wedoro mengakui akan kehebatan ilmu beliau. Diantara kehebatan ilmunya ialah: bisa menyembuhkan orang sakit, bisa berjalan di atas udara, dan bisa berubah menjadi singa. Pada masa Mbah Bajuri, datang empat orang Ulama’ dari Arab yakni; Syekh Al-Akbar, Ahmad Khoirul Anam, Ahmad Zainuddin, dan Abdul Adzim. Kedatangan para Ulama’ ini mempunyai misi Islamisasi. Nah, pada waktu para Ulama’ tersebut mengetahui jika desa Wedoro berada dalam kekuasaan Mbah Bajuri, maka ke-4 Ulama’ tersebut menikahkan Mbah Bajuri dengan Mbah Lin (seorang wanita keturunan Arab-India). Pernikahan ini dijadikan sebagai alternatif untuk menyebarkan Islam di desa Wedoro. (Dari pernikahan inilah terletak asbabun nuzulnya mengapa mayoritas orang Wedoro wajahnya mayoritas blesteran Arab-India , hmm daku jadi heran ternyata jika ditelusuri lebih dalam, warga Wedoro semuanya masih terikat hubungan famili..?? upz,,tuing-tuing!!!> ) (Fokus lagi ya..) Bisa diperkirakan Mbah Bajuri adalah orang Jawi tulen yang beragamakan Hindu-Budha, namun setelah menikah dengan Mbah Lin beliau masuk Islam. Karena Mbah Bajuri merupakan orang yang mempunyai peranan dan pegaruh yang sangat besar di desa Wedoro kala itu, maka ketika Mbah Bajuri masuk Islam, secara otomatis warga desa setempat juga mengikuti agama yang dianut oleh Mbah Bajuri, yakni Islam. Sebab, masyarakat Jawi tulen pada umumnya masih bersifat sinkretik dan mereka menjadikan sang raja sebagai pimpinan yang mempunyai kekuasaan mutlak. Anak turun dari Mbah Bajuri awalnya diberi julukan Poro Kang Mas karena merupakan keturunan darah biru dari Mbah Bajuri “Sang Penguasa Alam Desa Wedoro”. Namun stratifikasi ini kemudian dihapuskan. Karena keturunan Poro Kang Mas tidak ingin mendapat gelar seperti itu. Sebab Poro Kang Mas di desa Wedoro diidentikkan dengan orang-orang malas yang tidak mau bekerja dan mengandalkan pemberian dari orang, faktor lain yang mendasari dihapusnya gelar Poro Kang Mas adalah karena pada hakekatnya semua manusia itu sama di hadapan Allah. Dahulu desa Wedoro terkenal sangat angker dan banyak menyimpan hal-hal mistik . Namun kini Wedoro lebih dikenal dengan home industri sepatu-sandal, sebab mayoritas para penduduk di desa ini memproduksi sandal. Dan semenjak berdirinya pertokohan sepatu-sandal, Wedoro makin ramai dan banyak dikunjungi wisatawan dari luar kota. Sekian catatan dari saya,, Semoga catatan ini bermanfaaat.. Anda berminat untuk membeli hasil dari home industri kami atau ingin berbisnis dengan kami?.. Monggo berkunjung ke desa Wedoro, kecamatan Waru, kabupaten Sidoarjo, provinsi Jawa Timur, negara Indonesia.. ^_^ MATUR SUWON……….

waru dream city

(enter)
Waru adalah sebuah kecamatan diKabupaten SidoarjoProvinsi Jawa Timur,Indonesia. Kecamatan ini berbatasan denganKota Surabaya, dan di kecamatan ini terdapatTerminal Purabaya, terminal bus terbesar di Indonesia. Di sisi utara kecamatan ini terdapat Bundaran Waru, yang merupakan pintu gerbang Kota Surabaya dari arah barat daya (Mojokerto/Madiun/Kediri) dan dari arah selatan (Malang/Banyuwangi). Waru juga merupakan salah satu kawasan industri utama di selatan Surabaya. Banyak sentra Industri kecil di sini, mulai Logam, yang terdapat di desa Ngingas serta Sepatu/Sandal yang terdapat di desa Wedoro.
Selain itu, desa Berbek yang secara administratif masuk kecamatan Waru juga jadi salah satu pengembangan dari kawasan Industri Rungkut (SIER) yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan Kawasan Industri Berbek.
Waru juga dikenal sebagai pusat Industri penyangga dari Surabaya, dan banyak industri penting yang sebelumnya berpusta di kota kecamatan ini. Misalnya Pabrik Paku, Pabrik Susu Nestle sebelum pindah ke pasuruan juga berada di Waru, perusahaan biskuit, UBM sampai pabrik Soda (Persero).
Selain itu, Ispat Indo perusahaan baja terbesar di dunia asal India yang dimiliki oleh salah satu orang terkaya dunia, Laksmi Mittal juga berada di kota kecamatan ini. Ispat Indo merupakan cikal bakal perusahaan baja milik keluarga Mittal yang kemudian mengguertrita ke seluruh dunia, dan awalnya dikembangkan di kota kecamatan ini.